Monday, July 30, 2018

Cara membuat Tabel Distribusi Frekuensi Relatif

Contoh :
Diketahui data nilai pelajaran statistik 34 mahasiswa sebagai berikut:




Berdasarkan data tersebut buatkan Tabel Distribusi Relatif?
Jawaban:






Keterangan:
1. Untuk mendapatkan nilai pada cel F8  maka rumus exelnya adalah = (E8/$E$15)*100. Perlu diingat bahwa jumlah total f ( %) harus 100.
2.   Bloklah cel F8 s/d F14.


Monday, July 16, 2018

macam- macam tabel distribusi frekuensi

download macam-macam tabel distribusi frekuensi.pdf

Tabel Distribusi Frekuensi


Di bawah ini adalah data nilai pelajaran statistik 34 mahasiswa di salah satu perguruan tinggi swasta di tangerang.
71
75
57
88
64
80
75
75
81
82
90
68
90
88
71
75
71
84
48
82
72
62
68
74
79
79
75
57
75
75
68
65
68
80

Data yang diperoleh dari lapangan tersebut masih berupa data mentah yang acak. Data ini sulit dicerna karena kita belum memperoleh gambaran yang jelas tentang data tersebut. Untuk memperoleh gambaran yang sederhana dari data tersebut, maka data haruslah dikelompokkan, disusun dari yang terkecil sampai yang terbesar, kemudian memasukkan  data tersebut ke dalam tiap–tiap kelas berdasarkan katagori tertentu maka terbentuklah tabel distribusi frekuensi.
Tabel distribusi frekuensi disusun bila jumlah data yang akan disajikan cukup banyak, sehingga kalau disajikan dalam tabel biasa menjadi tidak efisien dan kurang komunikatif. Selain itu, tabel ini juga dibuat untuk persiapan pengujian terhadap normalitas data yang menggunakan kertas peluang normal.[1] 
Berikut ini adalah tabel distribusi frekuensi ditujukkan pada tabel 1.1
TABEL 1.1 DISTRIBUSI FREKUENSI 
NILAI PELAJARAN STATISTIK 34 MAHASIS
nilai interval
f
48 – 54
1
55 – 61
2
62 – 68
7
69 – 75
12
76 – 82
7
83 – 89
3
90 – 96
2
Jumlah
34

Dengan melihat contoh Tabel Distribusi Frekuensi pada Tabel 1.1 di atas, maka istilah-istilah yang digunakan dalam Tabel distribusi Frekuensi adalah sebagai berikut:
1) Nilai 48 – 54 disebut kelas interval. Urutan kelas interval disusun dari data terkecil sampai terbesar. Urutan Kelas interval pertama (48 – 54) disebut Kelas interval pertama. Urutan Kelas interval kedua  (55 – 61) disebut kelas interval ke dua. demikian seterusnya. Semua kelas interval berada di sebelah kiri.
2) Nilai yang berada di sebelah akan adalah nilai frekuensi yang disingkat f. Frekuensi adalah banyaknya data pada tiap – tiap kelas interval.
3) Nilai – nilai di kiri kelas interval ( 48, 55, 62, 69, 76, 83 dan 90) disebut ujung bawah kelas. Nilai 48 disebut ujung bawah kelas pertama. Nilai 55 disebut ujung bawah kelas kedua. Demikian seterusnya.
4) Nilai – nilai di akan kelas interval ( 54, 61, 68, 75, 82, 89 dan 96 ) disebut ujung atas kelas. Nilai 54 disebut ujung atas kelas pertama. Nilai 61 disebut ujung atas kelas kedua. Demikian seterusnya.
5) Panjanng kelas interval ( P ) adalah selisih positif antara tiap dua ujung bawah berurutan. Dalam tabel tersebut p = 55 – 48 = 7. Semua p sama besarnya, dalam tabel tersebut p = 7.
6) Tanda kelas atau titik tengah =   (Ujung bawah kelas + ujung atas kelas )/2 [2]
7) Selain dari ujung kelas interval ada lagi yang biasa disebut batas kelas interval. Ini tergantung dari ketelitian data yang digunakan. Jika data dicatat hingga satuan, maka batas bawah kelas sama dengan ujung bawah dikurangi 0,5 dan batas atas kelas ditambah 0,5. Untuk data dicatat hingga satu desimal, maka  batas bawah kelas sama dengan ujung bawah dikurangi 0,05 dan batas atas kelas ditambah 0,05. Kalau data hingga dua desimal maka batas bawah kelas dikurangi 0,005 dan batas atas kelas ditambah 0,005. [3]
1.  Urutkan data dari yang terkecil sampai yang terbesar.
2.    Hitung Rentang data yaitu data tertinggi dikurang data terendah dengan rumus:
          R = Data tertinggi – data terendah
3.    Hitung banyak kelas dengan aturan sturges yaitu:
          K = 1 + 3,3 log n 
4.    n = banyaknya data, hasil akhirnya dibulatkan. Banyak kelas plaing sedikit 5 kelas dan plaing banyak 15 kelas. 
5.    Hitung panjang kelas interval dengan rumus  :
    P = R/K
6.    Tentukan ujung bawah kelas interval pertama. Biasanya  diambil data terkecil atau data yang terkecil dari data yang plaing kecil tetapi selisihnya harus kurang dari panjang kelas yang telah didapat.
7.    Selanjutnya kelas interval pertama dihitung dengan cara menjumlahkan ujung bawah kelas dengan nilai P =7 tadi dikurang 1.Demikian seterusnya.
8.    Nilai f dihitung dengan menggunakan tabel penolong sebagai berikut:
TABEL I. 2 PENOLONG
Nilai
Tabulasi
f









9.    Pindahkan nilai f ke tabel distribusi frekuensi.[4]






[1] Sugiyono, 2010, Statistik Untuk penelitian, Bandung, Alfabeta, cet. ke17, hlm. 1 – 33.
[2]Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, 2011,  Pengantar Statistika,  Jakarta, Bumi Aksara, edisi ke 2,  hlm. 70.
[3] Sudjana, 1975, Metoda Statistika, Bandung, Tarsito, hlm. 46
[4] Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, 2011,  Pengantar Statistiaka,  Jakarta, Bumi Aksara, edisi ke 2,  hlm. 71





DAFTAR PUSTAKA
Akbar, H. U. (2011). PengantarStatistika. Jakarta: Bumi Aksara, edisi ke 2.
Sudjana. (1975). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. (2010). Statistik untuk penelitian. Bandung: Alfabeta, cet.ke 17.

PENYAJIAN DATA



Setiap peneliti harus dapat menyajikan data yang telah diperoleh, baik yang diperoleh melalui observasi, wawancara, kuesioner (angket) maupun dokumentasi. Prinsip dasar penyajian data adalah komunikatif dan lengkap, dalam arti data yang disajikan dapat menarik perhatian pihak lain untuk membacanya dan mudah untuk memahami isinya. Penyajian data yang komunikatif dapat dilakukan dengan mudah dengan; penyajian data dibuat berwarna, dan bila data yang disajikan cukup banyak maka perlu bervariasi penyajiaannya (tidak hanya dengan tabel saja).
            Penyajian data dengan pictogram, (yang dapat menggambarkan realitas yang sebenarnya) merupakan penyajian data yang paling komunikatif, tetapi sulit membuatnya dan mahal. Tetapi setelah ada peralatan computer, pembuatan pictogram dan berbagai model penyajian data menjadi sangat mudah.
            Beberapa cara penyajian data yang akan dikemukakakan di sini adalah: penyajian dengan tabel, grafik, diagram lingkaran dan pictogram.
Penyajian data hasil penelitian dengan menggunakan tabel merupakan penyajian yang banyak digunakan, karena lebih efisien dan cukup komunikatif. Terdapat dua macam tabel yaitu tabel biasa dan tabel distribusi frekuensi.
            Setiap tabel berisi judul tabel, judul setiap kolom, nilai data dalamsetiap kolom, dan sumber data dari mana data tersebut diperoleh. Contoh-contoh penyajian dengan tabel biasa ditumjukkan pada tabel 2.1 yang merupakan tabel dengan data nominal; Tabel 2.2 merupakan tabel dengan data ordinal, dan tabel 2.3 merupakan tabel dengan data interval.
a. Contoh Tabel Dengan Data Nominal
Telah dilakukan pengumpulan data untuk mengetahui komponen pendidikan di PT. Lodaya. berdasarkan studi dokumentasi diperoleh keadaan sebagai berikut:
1. Dibagian keuangan: jumlah pegawai yang lulus S 1= 25 orang, sarjana muda = 90 orang,SMU = 45 orang, SMK = 156 orang, SMP = 12 orang, dan SD = 3 orang.
2. Di bagian umum; jumlah pegawai yang lulus S 1 =5 orang, Sarjana Muda = 6 orang,SMU = 6 orang, SMK = 8 orang, SMP = 4 orang, dan SD = 1 orang.
3. Di bagian penjualan; jumlah pegawai yang lulus S 1 = 7 orang, SMK = 65 orang, SMP = 37 orang, dan SD = 5 orang.
4. Di bagian Litbang; jumlah pegawai yang lulus S 3= 1 orang, S 2 = 8 orang, dan S 1 = 35 orang.
Berdasarkan data mentah tersebut, maka dapat disusun ke dalam tabel seperti ditunjukkan pada tabel 2.1 berikut:

No.

Bagian
Tingkat pendidikan

Jumlah
S 3
S2
S 1
SM
SMU
SMK
SMP
SD
1.
2.
3.
4.
Keuagan
Umum
Penjualan
Litbang



1



8
25
5
7
35
90
6
45
6
156
8
65
12
4
37
3
1
5
331
30
114
44
Jumlah
1
8
72
96
51
229
53
9
519

b. Contoh Tabel Data Ordinal
Contoh tabel yang berisidata ordinal ditunjukkan pada tabel 2.2. Data tersebut disusun berdasarkan hasil penelitian terhadap kinerja apatarur pemerintahan di salah satu Propinsi di plau jawa. Data ordinal ditunjukkan pada data yang berbentuk peringkat/ranking. Misalnya ranking kinerja yang paling baik yaitu No. 1 berupa kinerja kondisi fisik tempat kerja. (kinerja yang berbentuk prosentase, misalnya 61,9% adalah data rasio).
No.
ASPEK KERJA
KUALITAS KINERJA %
RANKING KINERJA
1.
Kondisi fisik kerja
61,90
1
2.
Alat-alat kerja
61,02
2
3.
Ortal
58,72
3
4.
Kemampuan kerja
58,70
4
5.
Peranan Korpri
58,42
5
6.
Kepemimpinan
58,05
6
Rata-rata Kualitas kerja                              59,47
    Sumber data: Biro Keuangan
c. Contoh Tabel Data Interval
Contoh tabel yang berisi data interval ditunjukkan pada Tabel 2.3. Data tersebut merupakan sebagian kecil hasil penelitian terhadap kepuasan kerja pegawai di salah satu proponsi di Jawa. Instrumen yang digunakan disusun dengan Skala Likert dengan interval 1s/d 4, di mana skor 1 berarti sangat tidak puas, 2 tidak puas, 3 puas, 4 sangat puas. Skala Likert tersebut akan menghasilkan data interval. Berdasarkan 1055 responden, setelah dianalisis hasilnya ditunjukkan dalam tabel tersebut. Komponen kepuasan meliputi; kepuasan dalam gaji, intensif, transportasi, perumahan, dan hubungan sosial (antara sesama pegawai, dan pimpinan). Berdasarkan tabel tersebut, tingkat kepuasan yang paling tinggi adalah kepuasan dalam pelayanan transportasi, yaitu sebesar 68,60. Skor tertinggi = 70.
No.
Aspek Kepuasan Kerja
Tingkat Kepuasan
1.
2.
3.
4.
5.
Gaji
Insentif
Transportasi
Perumahan
Hubungan kerja
37,58
57,18
68,60
48,12
54,00

Sumber data: Biro Kepegawaian

Contoh Tabel Distribusi frekuensi
Nilai Interval
Frekuensi
96  - 104
2
105 - 113
1
114 - 122
6
123 - 131
12
132 - 140
13
141 - 149
6
Jumlah
40


DAFTAR PUSTAKA
Sugiyono. (2010). Statistik untuk penelitian. Bandung: Alfabeta, cet. ke17.



Pengujian nomalitas data menggunakan Chi Kuadrat (𝛘𝟐) ala Sugiyono

download  Pengujian normalitas data menggunakan chi kuadrat ala Sugiyono.pdf