Di bawah ini adalah
data nilai pelajaran statistik 34 mahasiswa di salah satu perguruan tinggi
swasta di tangerang.
71
|
75
|
57
|
88
|
64
|
80
|
75
|
75
|
81
|
82
|
90
|
68
|
90
|
88
|
71
|
75
|
71
|
84
|
48
|
82
|
72
|
62
|
68
|
74
|
79
|
79
|
|
75
|
57
|
75
|
75
|
68
|
65
|
68
|
80
|
|
Data yang diperoleh
dari lapangan tersebut masih berupa data mentah yang acak. Data ini sulit
dicerna karena kita belum memperoleh gambaran yang jelas tentang data tersebut.
Untuk memperoleh gambaran yang sederhana dari data tersebut, maka data haruslah
dikelompokkan, disusun dari yang terkecil sampai yang terbesar, kemudian
memasukkan data tersebut ke dalam
tiap–tiap kelas berdasarkan katagori tertentu maka terbentuklah tabel distribusi frekuensi.
Tabel distribusi
frekuensi disusun bila jumlah data yang akan disajikan cukup banyak, sehingga
kalau disajikan dalam tabel biasa menjadi tidak efisien dan kurang komunikatif.
Selain itu, tabel ini juga dibuat untuk persiapan pengujian terhadap normalitas
data yang menggunakan kertas peluang
normal.[1]
Berikut ini adalah
tabel distribusi frekuensi ditujukkan pada tabel 1.1
TABEL 1.1 DISTRIBUSI
FREKUENSI
NILAI PELAJARAN
STATISTIK 34 MAHASIS
nilai interval
|
f
|
48 – 54
|
1
|
55 – 61
|
2
|
62 – 68
|
7
|
69 – 75
|
12
|
76 – 82
|
7
|
83 – 89
|
3
|
90 – 96
|
2
|
Jumlah
|
34
|
Dengan melihat contoh
Tabel Distribusi Frekuensi pada Tabel 1.1 di atas, maka istilah-istilah yang
digunakan dalam Tabel distribusi Frekuensi adalah sebagai berikut:
1)
Nilai 48 – 54 disebut kelas interval. Urutan kelas interval disusun
dari data terkecil sampai terbesar. Urutan Kelas interval pertama (48 – 54)
disebut Kelas interval pertama. Urutan
Kelas interval kedua (55 – 61) disebut kelas interval ke dua. demikian seterusnya. Semua kelas interval berada di
sebelah kiri.
2)
Nilai yang berada di sebelah akan adalah nilai frekuensi yang disingkat f. Frekuensi
adalah banyaknya data pada tiap – tiap kelas interval.
3)
Nilai – nilai di kiri kelas interval ( 48, 55, 62, 69, 76, 83 dan 90) disebut ujung bawah kelas. Nilai 48 disebut ujung bawah kelas pertama. Nilai 55
disebut ujung bawah kelas kedua.
Demikian seterusnya.
4)
Nilai – nilai di akan kelas interval ( 54, 61, 68, 75, 82, 89 dan 96 ) disebut ujung atas kelas. Nilai 54 disebut ujung atas kelas pertama. Nilai 61
disebut ujung atas kelas kedua.
Demikian seterusnya.
5)
Panjanng kelas interval ( P ) adalah selisih positif antara tiap dua ujung bawah berurutan. Dalam tabel
tersebut p = 55 – 48 = 7. Semua p sama besarnya, dalam tabel tersebut p = 7.
6) Tanda
kelas atau titik tengah = (Ujung bawah kelas + ujung atas kelas )/2 [2]
7)
Selain dari ujung kelas interval ada
lagi yang biasa disebut batas kelas
interval. Ini tergantung dari ketelitian data yang digunakan. Jika data
dicatat hingga satuan, maka batas bawah
kelas sama dengan ujung bawah dikurangi 0,5 dan batas atas kelas ditambah 0,5. Untuk data dicatat hingga satu
desimal, maka batas bawah kelas sama dengan ujung bawah dikurangi 0,05 dan batas atas kelas ditambah 0,05. Kalau
data hingga dua desimal maka batas bawah kelas dikurangi 0,005 dan batas atas
kelas ditambah 0,005. [3]
1. Urutkan
data dari yang terkecil sampai yang terbesar.
2.
Hitung Rentang data
yaitu data tertinggi dikurang data terendah dengan rumus:
R = Data
tertinggi – data terendah
3.
Hitung
banyak kelas dengan aturan sturges yaitu:
K = 1 + 3,3
log n
4.
n = banyaknya data,
hasil akhirnya dibulatkan. Banyak kelas plaing sedikit 5 kelas dan plaing
banyak 15 kelas.
5.
Hitung panjang kelas
interval dengan rumus :
P = R/K
6.
Tentukan ujung bawah
kelas interval pertama. Biasanya diambil
data terkecil atau data yang terkecil dari data yang plaing kecil tetapi
selisihnya harus kurang dari panjang kelas yang telah didapat.
7.
Selanjutnya kelas
interval pertama dihitung dengan cara menjumlahkan ujung bawah kelas dengan
nilai P =7 tadi dikurang 1.Demikian seterusnya.
8.
Nilai f dihitung dengan
menggunakan tabel penolong sebagai berikut:
TABEL
I. 2 PENOLONG
9.
Pindahkan nilai f ke
tabel distribusi frekuensi.[4]
Husaini Usman
dan Purnomo Setiady Akbar, 2011, Pengantar
Statistika, Jakarta, Bumi Aksara,
edisi ke 2, hlm. 70.
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, H. U. (2011). PengantarStatistika. Jakarta: Bumi Aksara, edisi ke 2.
Sudjana. (1975). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. (2010). Statistik untuk penelitian. Bandung: Alfabeta, cet.ke 17.