Seperti
telah dikemukakan bahwa penelitian itu dilakukan dengan cara ilmiah, sehingga
langkah-langkahnya sistematis. Langkah-langkah sistematis dalam penelitian itu
(khususnya penelitian kuantitatif) terlihat dalam proses penelitian seperti
yang ditunjukkan pada gambar 1.5
Berdasarkan gambar 1.5 terlihat
bahwa, penelitian itu dimulai dengan adanya masalah. Masalah merupakan
penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi. Masalah tersebut
selanjutnya ingin dipecahkan oleh peneliti melalui penelitian. Supaya arah
penelitian lebih jelas, maka peneliti perlu berteori sesuai dengan lingkup
permasalahan. Dengan teori itu maka peneliti dapat membangun kerangka pemikiran
sehingga dapat digunakan untuk menjawab permasalahan yang diajukan. Jawaaban terhadap permasalahan yang baru
menggunakan teori tersebut dinamakan hipotesis.
Jadi hipotesis penelitian ini merupakan jawaban sementara terhadap
rumusan masalah penelitian. Dikatakan sementara karena jawabannya baru
menggunakan teori.
Untuk membuktikan kebenaran jawaban
yang masih sementara (hipotesis), itu maka peneliti melakukan pengumpulan data
pada obyek tertentu. Karena obyek populasi terlalu luas, maka peneliti
menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Sampel yang diambil dari
populasi itu haruslah sampel yang refresentatif (mewakili). Untuk keperluan ini
maka diperlukan tehnik statistik untuk menentukan jumlah sampel. (lihat bab
tehnik sampling).
Setelah populasi dan sampel
penelitian ditetapkan oleh peneliti, maka langkah selanjutnya peneliti mengumpulkan
data dari obyek itu (obyek dapat berupa manusia atau benda alam). Untuk dapat
mengunpulkan data dengan teliti, maka peneliti perlu menggunakan instrumen
penelitian (alat ukur). Instrumen yang baik adalah instrumen yang valid dan
reliabel. Dengan instrumen yang valid dan realiabel ini diharapkan didapat data
yang valid dan reliabel pula. Bila peneliti ingin menyusun instrumen
tersendiri, maka instrumen tersebut harus diuji validitas dan reliabilitasnya.
Untuk keperluan ini diperlukan tehnik statistik yang dapat digunakan untuk
menguji validitas dan reliabilitas instrumen (lihat bab statisti untuk
pengujian validitas dan reliabilitas instrumen).
Data yang telah dikumpulkan oleh
peneliti dari populasi atau sampel yang telah ditetapkan selanjutnya dideskripsikan
melalui penyajian data. Dengan demikian gambaran data menjadi lebih jelas baik
bagi peneliti sendiri maupun oleh orang lain yang berminat ingin mengetahui.
Untuk keperluan penyajian data ini maka diperlukan tehnik statistik, yaitu
statistik deskriptif (lihat bab Statistik deskriptif).
Kegiatan penelitian selanjutnya
adalah melakukan analsis data. Analisis data dilakukan terutama untuk menjawab
rumusan masalah dan menguji hipotesis yang telah diajukan. terdapat dua macam
hipotesis, yaitu hipotesis penelitian dan hipotesis statistik. Pengertian hipotesis penelitian seperti telah
dikemukakan di atas yaitu merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah.
Sedangkan hipotesis statistik adalah
dugaan keadaan populasi dengan menggunakan data sampel. Bila peneliti merumuskan hipotesis penelitian
dan ingin mengujinya dengan menggunakan data populasi (bukan sampel) maka
peneliti tidak akan menguji hipotesis statistik.
Ciri khas adanya pengujian hipotesis
statistik adalah adanya taraf kesalahan yang ditetapkan atau taraf
signifikansi. Untuk keperluan pengujian hipotesis penelitian maupun hipotesis
statistik diperlukan tehnik statistik. Tehnik statistik apa yang akan digunakan
untuk pengujian hipotesis dapat dilihat pada bab “pedoman umum memilih tehink
statistik ”.
Setelah
analisis data dilakukan, peneliti dapat mengambil keputusan hipotesis yang
diajukan diterima atau ditolak, maka kegiatan selanjutnya adalah memberikan
pembahasan. pembahasan merupakan “pencandraan” terhadapa hasil penelitian maupun
analisis dengan menggunakan berbagai referensi sehingga hasil penelitian maupun
analisisnya akan lebih dapat diyakini oleh pihak-pihak lain.
DAFTAR
PUSTAKA
Sugiyono. (2010). Statistik untuk penelitian. Bandung:
Alfabeta, cet. ke17.
No comments:
Post a Comment