Monday, August 27, 2018
Friday, August 24, 2018
Contoh Menetukan Ukuran Sampel
a. Disproportionate Stratified Random
Sampling
Akan dilakukan penelitian untuk
mengetahui tanggapan kelompok masyarakat terhadap layanan yang diberikan oleh
pemerintah daerarah tertentu. kelompok masyarakat itu terdiri dari 1000 orang,
yang dapat dikelompokkan berdasarkan jenjang pendidkan yaitu, lulusan s1 50
orang , sarjana muda 300, SMK = 500, SMP = 100, SD = 50 ( populasi berstrata ).
Dengan
menggunakan tabel --- Bila jumlah populasi = 1000, kesalahan 5 %, maka jumlah
sameplnya = 258. Karena populasi
berstrata, maka sampelnya juga berstrata. Stratanya ditentukan menurut jenjang
pendidikan. Dengan demikian masing – masing anggota sampel untuk tingkat
pendidikan harus proposional sesuai dengan populasi. Berdasarkan perhitungan dengan
cara berikut ini jumlah sampel untuk kelompok S1 = 13, Sarjana Muda (SM) = 77,
SMK = 129, SMP = 26,dan SD = 13
S1
= 50/1000 X 258 = 12,9
= 13
SM
= 300/1000 X 258 = 77,4
=
77
SMK
= 500/1000 X 258 = 129
= 129
SMP
= 100/1000 X 258 = 25,8
= 26
SD
= 50/1000 X 258 = 12,9
=
13
Jumlah
258 = 258
b. Simple Random Sampling
Akan dilakukan penelitian tentang minat
belajar siswa di SMA N 6 Tangerang kelas XI IPA yang terdiri dari 5 kelas
masing – masing kelas jumlahnya 40. Sehingga populasinya adalah 5 X 40 = 200
siswa. Penentuan sampel berdasarkan pendapat dari Suharsimi Arikunto. Menurut Suharsimi Arikunto, “untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subyeknya kurang
dari 100 lebih baik diambil semuanya, sehingga penelitiannya merupakan
penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar maka dapat diambil
diantara 10 – 15 % atau 20-25 % atau lebih.” Karena subyeknya lebih dari 100,
maka kita ambil boleh 10 – 15% atau 20 – 25 % atau lebih. Kita ambil 20 % dari
populasi = 20% X 200 = 40 siswa. Jadi sampelnya 40 siswa.
4. Cara mengambil anggota sampel
Sample Random Sampling termasuk dalam Probability
sampling yang tehnik pengambilan sampelnya
memberikan peluang yang sama bagi setiap unsure (anggota) populasi untuk
dipilih menjadi anggota sampel. Sehingga cara pengambilan sampel di atas dengan
cara undian (untung-untungan) yaitu
pada kertas kecil-kecil kita tuliskan nomor subyek, satu nomor untuk setiap
kertas. Kemudiaqn kertas ini kita gulung . Dengan tanpa prasangka, kita
mengambil 40 gulungan kertas, sehingga nomor-nomor yang tertera pada gulungan
kertas yang diambil itulah yang emrupakan nomor subyek sampel penelitian kita.[1]
Rescoe dalam
buku Methods
For Business ( 1982:253 ), memberikan saran – saran tentang ukuran
sampel untuk penelitian. Seperti berikut ini:
1. Ukuran
sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan 50
2. Bila
sampel dibagi dalam katagori (misalnya pria dan wanita, pegawai negeri - swasta
dan lain – lain) maka jumlah samapel setiap katagori minimal 30.
3. Bila
dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multirate (korelasi atau
regresi ganda misalnya), maka jumlah anggota sampel 10 kali dari jumlah
variabel yang diteliti. Misalnya variabel penelitiannya ada 5 (invenden dan
devenden ), maka jumlah anggota sampel = 10 x 5 =50
4. Untuk
penelitian eksperimen yang sederhana, yang menggunakan kelompok eksperimen dan
kontrol, maka jumlah anggota sampel masing – masing antara 10 s/d 20.
[1] Suharsimi Ari Kunto, PROSEDUR PENELITIAN suatu pendekatan
praktik, Jakarta, RINEKA CIPTA, hlm. 136.
Arikunto, S. (2006). PROSEDUR PENELITIAN suatu pendekatan praktik.Jakarta: RINEKA CIPTA.
Sugiyono. (2010). Statistik untuk penelitian. Bandung: Alfabeta, cet. ke17.
Tuesday, August 14, 2018
TEHNIK SAMPLING
Tehnik sampling adalah
merupakan tehnik pengambilan sampel. Untuk menetukan sampel dalam penelitian, terdapat
berbagai tehnik sampling yang digunakan. Secara skematis, macam – macam tehnik
sampling diunjukkan pada gambar berikut:
Dari
gambar tersebut terlihat bahwa, tehnik sampling pada dasarnya dapat
dikelompokkan menjadi dua yaitu probability sampling, dan non
probability sampling. Probability
sampling meliputi simple random,
proportionate stratified random sampling, disproportionate stratified random
sampling, area (cluster) sampling (sampling menurut daerah). Non probality sampling meliputi, sampling sistematis, sampling kauta,
sampling incidental, purposive sampling, sampling jenuh, dan snowball sampling.
Probability sampling adalah tehnik
pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (
anggota ) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.
a. Sample Random Sampling
Dikatakan simple
(sederhana) karena pengambilan anggota
sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam
populasi itu. Cara demikian dilakukan apabila anggota populasi dianggap
homogen. Pengambilan sampel acak sederhana dapat dilakukan dengan cara undian,
memilih bilangan dari daftar bilangan secara acak, dan sebagainya. Menurut Suharsimi Arikunto, “untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subyeknya kurang
dari 100 lebih baik diambil semuanya, sehingga penelitiannya merupakan penelitian
populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar maka dapat diambil diantara
10 – 15 % atau 20-25 % atau lebih.”(Arikunto, 2017)
b. Profortionate stratified random
sampling
Tehnik ini digunakan bila
populasi mempunyai anggota yang tidak homogeny dan berstrata secara
profosional. Suatu organisai yang
mempunyai pegawai dari latar belakang pendidikan yang berstrata, maka populasi
pegawai itu berstrata. Misalnya jumlah pegawai yang lulus
= 45,
= 30, STM = 800, ST = 900, SMEA = 300, SD =
400. Jumlah sampel yang harus diambil meliputi strata pendidikan tersebut.
c. Disproportionate Stratified Random
Sampling
Tehnik ini digunakan untuk menentukan
jumlah sampel, bila populasi berstrata tapi kurang proporsional. Misalnyaa
pegawai dari unit kerja mempunyai ; 3 orang lulusan S3, 4 orang lulusan S2, 90
orang S1, 800 orang SMU, 700 orang SMP, maka tiga orang lulusan S3 dan empat
orang lulusan S2 itu diambil semuanya sebagai sampel, karena dua kelompok ini
terlalu kecil bial dibandingkan dengan kelompok S1, SMU, dan SMP.
d. Cluster Sampling
Tehnik sampling daerah digunakan untuk
menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas,
misal penduduk dari suatu negara , propinsi atau kabupaten. Untuk menentukan
penduduk mana yang kan dijadikan sumber data, maka pengambilab sampel dilakukan
secara bertahap dari wilayah yang luas (negara) sampai ke wilayah terkecil
(kabupaten). Setelah terpilih sampel terkecil, kemudian baru dipilih sampel secara
acak.
Misalnya
di Indonesia terdapat 30 propinsi dan sampelnya akan menggunakan 15 propinsi,
maka pengambilan 15 propinsi itu dilakukan
secara random. tetapi perlu diingat, karena propinsi – propinsi di Indonesia
itu berstrata ( tidak sama) maka pengabilan sampelnya perlu menggunakan Stratified
random sampling. Propinsi di Indonesia ada yang penduduknya padat, ada yang
tidak, ada yang mempunyai hutan yang banyak ada yang tidak,ada yang kaya bahan
tambang ada yang tidak. Karakteristik semacam ini perlu diperhatikan sehinggga
pengambilan sampel menurut strata popu;asi itu dapat ditetapkan.
Tehnik
sampling daerah ini sering digunakan melalui dua tahap, tahap pertama
menentukan sampel daerah, dan tahap berikutnya menentukan orang – orang yang
ada pada daerah itu secara sampling juga.
2. Non probability sampling
Non probability sampling adalah
pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang/ kesempatan sama bagi setiap
unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Tehnik sample ini
meliputi sampling sistematis, kuota, aksidental, purposive, jenuh dan snowball.
a. Sampling Sistematis
Sampling sistematis adalah tehnik
pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota popualsi yang telah diberi
nomor urut. Misalnya, anggota populasi yang terdiri dari 100 orang. Dari semua
naggota itu diberi nomor urut, yaitu nomor 1 sampai dengan 100. Pengambilan
sampel dapat dilakukan dengan mengambil nomor ganjil saja, genap saja, atau
keliptan dari bilangan tertent, misalnya kelipatan dari bilangan 5 untukini
maka yang diambil sampel adalah nomor 1, 5 , 10, 15, 20 dan seterusnya.
b. Sampling kuota
Sampling kuota adalah tehnik untuk
menentukan sampel dari populasi yang mempunyai cirri – ciri tertentu sampai
jumlah ( kuota ) yang diinginkan. Seabagai contoh akan melakukan penelitan
tentang pendapat masyarakat terhadap pelayanan masyarakat dalam urusan ijin
mendirikan bangunan ( IMB ). Jumlah sampel ytang ditentukan 500 orang. Kalau
pengumpulan data belum memenuhi kuota 500 orang tersebut, maka penelitian
dipandang belum selesai.
Bila
pengunpulan data dilakukan secara berkelompokyang terdiri atas 5 orang
pengumpul dat, maka setiap anggota kelompok harus dapat mencari data dari 500
anggota sampel.
c. Sampling Incidental
Sampling incidental adalah tehnik
penetuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang kebetulan/
incidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila
dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.
d. Sampling Purposive
Sampling purposive adalah tehnik
penentuan sampel dengan penentuan tertentu. Misalnya akan melakukan penelitian
tentang kualitas maakan, maka yang menjadi sampel adalah orang yang ahli maakan,
atau penelitian tentang kondisi politik maka sampel sumber datanya adalah orang
yang ahli politik. Sampel ini cocok untuk penelitian kualitatif atau penelitian
yang tidak melakukan generalisi.
e. Sampling Jenuh
Sampling jenuh adalah tehnik penetuan
sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering
dilakukan bial jumlah populasi relatif
kecil, kurang dari 30 orang. Atau penelitian yang ingin membuat generalisasi
dengan kesalahan yang sangat kecil.Istilah lain sampel jenuh adalah sensus,
dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.
f. Snowball sampling
Snowball sampling adalah tehnik
penentuan sampel yang mula – mula jumlahmya kecil, kemudian membesar. Ibarat
bola salju yang menggelinding yang lama – lama menjadi besar. Dalam penetuan
sampel, pertama – tama yang dipilh satu atau
dua orang, tatapi karena dengan dua orang ini belum terasa lengkap dengan
data yang diberikan, maka peneliti mencari orang lain yang dianggap lebih tahu
dan dapat melengkapi data yang diberikan oleh dua orang sebelumnya, begitu
seterusnya sehingga jumlah sampel semakin banyak. Pada penelitian
kualitatif banyak mengguanakan purposive
dan snowball. Misalnya akan melakukan penelitian siapa propokator permusuhan
jarringan teroris.
Jumlah
anggota sampel sering dinyatakan dengan ukuran sampel. Jumlah sampel yang
diharapkan 100% mewakili populasi adalah sama dengan jumlah anggota populasi
itu sendiri. Jadi bila jumlah anggota populasi 1000 dan hsil penelitian itu
akan diberlakukan untuk 1000 orang tersebut tanpa ada kesalahan, maka jumlah
sampel yang diambil sama dengan jumlah populasi tersebut yaitu 1000 orang. Makin
besar jumlah sampel yang mendekati populasi, maka peluang kesalahan
generalisasi semakin kecil dan sebaliknya makin kecil jumlah sampel menjauhi
populasi, makin besar kesalahan generalisasi ( diberlakukan umum).
Berapa
jumlah sampel yang plaing tepat digunakan dalam penelitian? Jawabannya
tergantung pada tingkat ketelitian atau kesalahan yang dikehendaki. Tingkat
ketelitian/ kepercayaan yang dikehendaki sering tergantung pada sumber data,
waktu dan tenaga yang tersedia. makin besar tingkat kesalahan maka akan semakin
kecil jumlah sampel yang diperlukan, dan sebaliknya, makin kecil tingkat
kesalahan, maka akan semakin besar jumlah anggota sampel yang diperlukan
sabagai sumber data.
Berikut
ini diberikan tabel penetuan jumlah sampel dari populasi tertentu yang
dikembangkan dari isacc dan Michael, untuk tingkat kesalahan 1%, 5%, dan 10%.
Rumus ini unt menghitung ukuran sampel dari populsi yang tidak diketahui
jumlahnya adalah sebagai berikut.
Dimana
Berdasarkan rumus tersebut dapat
dihitung dengan jumlah sampel dari populasi mulai dari 10 sampai dengan
10.000.000. Dari tabel tersebut dapat dilihat makin besar taraf kesalahan maka
akan semakin kecil ukuran sampel . Sebagai contoh : untuk populasi 1000, untuk
taraf kesalahan 1%, jumlah sampelnya 399; untuk taraf kesalahan 5% jumlah
sampelnya 258, dan untuk taraf klesalah 10% jumlah sampelnya 213. Dari tabel
juga terlihat bahwa bila jumlah populasi tak hingga maka jumlah anggota
sampelnya untuk kesalah 1% = 664,5% =349, dan 10% = 272.Dan untuk populasi 10
jumlah sampelnya 9,56, tetapi dibulatkan sehingga jumlah sampelnya 10.
Cara
menentukan ukuran sampel seperti yang dikemukakan di atas didasarkan atas
asumsi bahwa populasi berdistribusi normal. Bila sampel tidak berdistribusi normal,
misalnya populasi homogen maka cara – cara tersebut tidak dipakai lagi. Misalnya
populasinya benda, katakan logam dimana susunan molekulnya homogen, maka jumlah
sampelnya 1% saja sudaah bisa mewakili.
Sebenarnya, terdapat berbagai macam untuk menghitung
ukuran sampel misalnya dari Cochran, Cohen dan lain – lain. Bila keduanya digunakan
untuk menetukan ukuran sampel, terdapat perbedaan jumlahnya. Lalu yang dipakai
yang mana? sebaiknya yang dipakai adalah jumlah ukuran sampel yang plaing
besar.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2006). PROSEDUR
PENELITIAN suatu pendekatan praktik. Jakarta: RINEKA CIPTA.
Sugiyono. (2010). Statistik untuk penelitian. Bandung: Alfabeta, cet. ke17.
Sunday, August 12, 2018
POPULASI DAN SAMPEL
Populasi
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/ subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Jadi populasi bukan hanya
orang,tetapi juga obyek dan benda – benda alam yang lain. Populasi juga bukan
sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi
seluruh karakteristik/ sifat yang dimilki oleh subyek atau obyek yang diteliti.
Misalnya akan melakukan penelitian di sekolah X, maka
sekolah X ini mempunyai populasi yang bisa berupa jumlah subyek/orang dan
karakteristik subyek/orang. Pengertian pertama memberikan makna bahwa populasi merupakan sekumpulan orang/
subyek dan obyek yang diamati.pengertian ke dua member petunjuk bahwa orang–orang
di sekolah X mempunyai karakteristik misalnyamotivasi kerjanya, disiplin
kerjanya, kepemimpinan, oragnisai dan lain – lain.Sekolah juga mempunyai
karakteistik lain seperti kebijakan, prosedur kerja, tata ruang kelas, lulusan
yang dihasilkan dan lain – lain.
Satu orang pun dapat digunakan sebagai populasi, karena
satu orang itu mempunyai berbagai karakteristik, misalnya gaya biicaranya,
disiplin pribadi, hobi, cara bergaul, kepemimpinannya dan lain – lain. Misalnya
akan memlakukan penelitian tentang kepemimpinan presiden Y maka kepemimpinan
itu merupakan sampel dari semua karakteristik yang dimiliki preisiden Y.
Dalam bidang kedokteran, satu orang bisa bertindak sebagai
populasi. Darah yang ada pada setiap orang adalah populasi, kalau akan
diperiksa cukup diambil sebagian darah yang berupa sampel. Data yang diteliti
dari sampel darah tersebut selanjutnya diberlakukan ke seluruh darah yang
dimiliki orang tersebut.
Sampel adalah bagian
dari jumlah dan karakteistik yang dimilki oleh populasi. Bila populasinya
besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semuayang ada paada populasi,
misalnya karena keterbasan data, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat mengguanakan sampel yang diambil dari populasi itu. apa
yang dipelajari dari sampel, kesimpulannya aka dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari
populasi harus betul–betul refresentatif (mewakili ).
bila sampel tidak refresentatif, maka ibarat orang buta
yang disuruh menyimpulkan karaakteristik gajah. Satu orang memegang telinga
gajah, maka ia menyimpulkan bahwa gajah itu seperti kipas. Orang ke dua
memegang badan gajah, maka ia menyimpulkan gajah ituseperti tembok besar. Satu
orang lagi memegang ekor gajah, maka ia menyimpulaka gajah itu kecil seperti
seutas tali. Begitulah sampel kalau dipilih tidak refresentatif, maka ibarat
tiga orang buta yang membuat kesimpulan yang salah tentang gajah.
Sugiyono,2010, Statistik Untuk penelitian, Bandung, Alfabeta, cet. ke17.
Wednesday, August 8, 2018
Tuesday, August 7, 2018
Subscribe to:
Posts (Atom)
Pengujian nomalitas data menggunakan Chi Kuadrat (𝛘𝟐) ala Sugiyono
download Pengujian normalitas data menggunakan chi kuadrat ala Sugiyono.pdf
-
Seperti telah dikemukakan bahwa penelitian itu dilakukan dengan cara ilmiah, sehingga langkah-langkahnya sistematis. Langkah-langkah sistem...
-
a. Disproportionate Stratified Random Sampling Akan dilakukan penelitian untuk mengetahui tanggapan kelompok masyarakat terhadap laya...
-
download Paradigma penelitian.Pdf